PENGERTIAN INVESTASI
Berdasarkan teori
ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang
tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang
produksi). Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik. Investasi adalah suatu
komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada
aspek tersebut dibagi pada investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin)
dan investasi residential (rumah baru). Investasi adalah suatu fungsi
pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan kaitannya I= (Y,i). Suatu
pertambahan pada pendapatan akan mendorong investasi yang lebih besar, di mana
tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan minat untuk investasi
sebagaimana hal tersebut akan lebih mahal dibandingkan dengan meminjam uang.
Walaupun jika suatu perusahaan lain memilih untuk menggunakan dananya sendiri
untuk investasi, tingkat bunga menunjukkan suatu biaya kesempatan dari
investasi dana tersebut daripada meminjamkan untuk mendapatkan bunga.
INVESTASI TETAP BISNIS
Bagian terbesar dar pengeluaran investasi yaitu kira-kira tiga perempat
dari totalnya , adalah berarti
barang-barang investasi ini dibeli oleh perusahaan untuk digunakan dalam
produksi masa depan, istilah tetap berarti bahwa pengeluaran ini untuk modal yang
akan menetap untuk sementara, sebagai lawan dari investasi persediaan, yang
akan digunakan atau dijual dalam waktu
dekat, investasi tetap bisnis mencakup segala sesuatu dari mesin faks sampai
pabrik dari computer sampai mobil perusahan.
HARGA SEWA MODAL
Perusahaan menyewakan
modal pada tingkat sewa R dan menjual
outputnya pada harga P , biaya rill dari satu unit modal untuk perusahaan
produksi adalah R/P . Manfaat rill dari setiap unit modal adalah produk
marjinal modal MPK-output tambahan yang diproduksi dengan satu unit modal
tambahan. Produk marjinal modal turun
ketika jumlah modal naik : semakin banyak modal yang dimiliki perusahaan
semakin semakin kecil unit modal tambahan atas output.
BIAYA MODAL
Manfaat kepemilikan modal adalah
adanya penerimaan dari penyewaan modal tersebut kepada perusahaan produksi.
Perusahaan penyewaan menerima harga sewa riil modal R/P untuk setiap unit modal
yang dimiliki dan disewakan.
Biaya
memiliki modal lebih kompleks. Untuk setiap periode waktu ketika perusahaan
menyewakan satu unit modal, perusahaan penyewaan itu menanggung tiga biaya:
1.
Ketika
perusahaan penyewaan meminjam untuk membeli satu unit modal yang akan
disewakan, perusahaan itu harus membayar bunga pinjaman tersebut.
2.
Ketika
perusahaan penyewaan menyewakan modal, harga modal bisa berubah. Jika harga
modal turun, perusahaan rugi, karena nilai aset perusahaan turun. Jika harga
modal naik, perusahaan meraih keuntungan, karena nilai aset perusahaan naik.
3.
Ketika
disewakan, modal dipakai dan rusak, yang disebut penyusutan (depreciation).
DETERMINAN INVESTASI
Keputusan perusahaan penyewaan untuk
meningkatkan atau menurunkan persediaan modalnya, perusahaan menghasilkan
penerimaan riil R/P dan menanggung biaya riil (Pk/P)(r + d). Laba riil per unit modal adalah
Tingkat laba = Penerimaan – biaya
= R/P – (Pk/P)(r + d)
Karena harga
sewa riil dalam ekuilibrium sama dengan produk marjinal modalnya. Kita bisa
menulis tingkat laba sebagai
Tingkat laba = MPK – (Pk/P)(r + d)
Perusahaan
penyewaan menciptakan laba jika produk marjinal modal lebih besar dari biaya
modal. Akan terjadi kerugian jika produk marjinal modal lebih kecil dari biaya
modal.
PAJAK dan INVESTASI
Pajak pendapatan perusahaan
(corporate income tax) yang lazim disebut “PPh Badan” di indonesia, adalah
pajak atas laba perusahaan. Pajak pendapatan perusahaan memang benar
mempengaruhi keputusan investasi. Definisi laba kita mengurangi nilai sekarang
dari penyusutan sebagai biaya. Artinya, definisi itu mendasarkan penyusutan
pada seberapa besar biayanya saat ini untuk mengganti modal yang habis atau
rusak setelah dipakai. Sebaliknya, dibawah undang-undang pajak perusahaan,
perusahaan mengurangi penyusutan dengan menggunakan biaya historis, yakni
pengurangan penyusutan didasarkan pada harga beli modal.
SUDUT PANDANG ALTERNATIF PADA PASAR SAHAM: HIPOTESIS EFISIENSI PASAR VERSUS KONTES KECANTIKAN KEYNES
Beberapa ekonom menganut hipotesis efisiensi pasar, yang menyatakan bahwa harga
pasar dari saham suatu perusahaan adalah penilaian secara rasional terhadap
nilai suatu perusahaan, dengan melihat informasi terkini tentang prospek bisnis
perusahaan. Hipotesis ini bertumpu pada dua landasan:
1.
Setiap
perusahaan yang terdaftar pada bursa saham besar diamati dengan cermat oleh
manajer investasi yang profesional, seperti seseorang yang bekerja untuk
perusahaan reksadana. Setiap hari, manajer – manajer ini mengawasi berita –
berita baru untuk diperkirakan nilai perusahaan. Pekerjaan mereka adalah
membeli saham ketika harganya di bawah nilai sesungguhnya dan menjualnya
kembali ketika harganya diatas nilai sesungguhnya.
2.
Harga
saham ditentukan oleh keseimbangan penawaran dan permintaan. Pada harga pasar,
jumlah saham yang ditawarkan sama dengan jumlah saham yang diminta. Yang artinya,
pada harga pasar, jumlah orang menganggap saham tersebut dinilai terlalu tinggi
(overvalue) sama dengan jumlah orang yang menganggap saham tersebut dinilai
terlalu rendah (undervalue). Dengan penilaian tersebut, saham haruslah dinilai
dengan fair.
Pasar saham bersifat efisien secara informasi (informationally efficient):
pasar saham menggambarkan semua informasi yang tersedia tentang nilai dan aset.
Harga saham berubah ketika informasi berubah. Ketika berita baik tentang
prospek perusahaan tersedia bagi publik, nilai perusahaan dan harga
sahamnya naik. Ketika prospek perusahaan
menurun, nilai perusahaan dan harga sahamnya turun. Tapi disetiap kemungkinan
waktu, harga pasar merupakaan dugaan rasional terbaik terhadap nilai perusahaan
berdasarkan informasi yang tersedia.
John maynard keynes mengajukan analogi yang cukup terkenal untuk
menjelaskan spekulasi pasar saham. Pada zamannya, beberapa koran
menyelenggarakan “kontes kecantikan”, dimana koran mencetak gambar 100
perempuan dan pembaca diminta untuk memilih lima perempuan tercantik, hadiah
diberikan pada pembaca yang pilihannya paling sesuai dengan konsensus peserta
lainnya. Peserta yang naif hanya akan memilih perempuan cantik menurut dirinya.
Namun strategi yang lebih baik adalah menebak lima perempuan yang sekiranya dipilih
peserta lain sebagai perempuan tercantik. Namun demikian, peserta lainnya akan
berpikir dengan cara yang sama. Jadi, strategi yang lebih baik adalah menebak
mana yang orang lain kira akan diperkirakan oleh orang lainnya sebagai
perempuan tercantik. Dan seterusnya, pada akhir proses untuk memenangkan kontes
diperlakukan kemampuan untuk menebak pendapat orang lain dan bukan penilaian
kecantikan sejati.
Tak jauh berbeda, keynes beralasan bahwa karena investor pasar saham akan
secara bertahap menjual sahamnya pada pihak lain, mereka tertarik pada
penilaian pihak lain terhadap perusahaan daripada nilai sesungguhnya
perusahaan. Investor terbaik menurut keynes adalah mereka yang dengan tepat
menebak psikologi masyarakat. Keynes percaya bahwa pergerakan harga saham
seringkali menggambarkan gelombang optimisme dan pesismisme, yang dia sebut
“semangat binatang (animal spirit)” dari investor.
Dua pandangan pasar saham tersebut terus berlangsung hingga saat ini.
Beberapa ekonom melihat pasar saham melalui lensa hipotesis efisiensi pasar.
Mereka yakin bahwa fluktuasi adalah gambaran rasional terhadap perubahan di
fundamental ekonomi. Disisi lain, ekonom lainnya melihat kontes kecantikan
keynes sebagai gambaran spekulasi saham. Berdasarkan pendapat mereka, pasar saham
seringkali berfluktuasi tanpa alasan yang jelas, dan karena pasar saham
mempengaruhi permintaan agregat barang dan jasa, fluktuasi ini merupakan sumber
dari fluktuasi ekonomi dalam jangka pendek.
BATASAN PENDANAAN
Bentuk pendanaan ini bermacam – macam:
memperoleh pinjaman dari bank, menjual obligasi kepada publik, atau menjual
saham dipasar saham guna mendapatkan laba dimasa depan. Model neoklasik
mengasumsikan bahwa jika perusahaan ingin membayar biaya modal, pasar uang akan
menyediakan dana.
Perusahaan menghadapi batasan
pendanaan (financing constraints), batasan jumlah dana yang dapat mereka
peroleh dari pasar uang. Batasan pendanaan dapat menghalangi perusahaan
melakukan investasi yang menguntungkan. Bila perusahaan tidak dapat memperoleh
dana dipasar uang, jumlah yang dapat dibelanjakan atas barang – barang modal
yang baru terbatas pada penghasilan yang diperoleh saat ini. Batasan pendanaan
mempengaruhi perilaku investasi perusahaan sebagaimana batas pinjaman
mempengaruhi perilaku konsumsi rumah tangga. Batas pinjaman menyebabkan rumah
tangga menentukan konsumsi mereka berdasarkan pendapatan sekarang, bukan
pendapatan permanen. Batasan pendanaan menyebabkan perusahaan menentukan
investasinya berdasarkan arus kas sekarang bukan profitabilitas yang
diharapkan.
INVESTASI PERSEDIAAN
Investasi persediaan merupakan salah
satu komponen pengeluaran terkecil, rata – rata sekitar 1 persen GDP. Tetapi
ciri votalitas membuatnya menjadi pusat studi dari fluktuasi ekonomi. Pada masa
resesi, perusahaan berhenti mengisi kembali persediaan mereka begitu barang
dijual, dan investasi persediaan menjadi negatif. Pada resesi yang umum, lebih
dari separuh penurunan pengeluaran berasal dari penurunan investasi persediaan.
ALASAN MENYIMPAN PERSEDIAAN
Beberapa motif perusahaan
menyimpan persediaan:
Salah satu kegunaan persediaan
adalah untuk meratakan tingkat produksi sepanjang waktu. Perusahaan yang
mengalami booming dan penurunan penjualan secara temporer. Selain menyesuaikan
produksi dengan fluktuasi penjualan, perusahaan tersebut juga menganggap lebih
murah memproduksi barang pada kondisi mapan. Ketika penjualan rendah,
perusahaan memproduksi lebih banyak dari yang dijual dan menyimpan kelebihan
barang itu sebagai persediaan. Ketika penjualan tinggi, perusahaan memproduksi
lebih sedikit dari yang dijual dan menjual persediaannya. Motif ini disebut pemerataan produksi (production
smooting).
Alasan kedua adalah karena
persediaan dapat membuat perusahaan beroperasi secara lebih efisien. Toko –
toko eceran, misalnya, dapat menjual barang – barang dagangan lebih efektif
jika mereka memiliki barang untuk ditunjukkan kepada pelanggan. Perusahaan manufaktur
menyimpan persediaan suku cadang untuk mengurangi waktu terhentinya lini
perakitan ketika salah satu mesin rusak. Dalam bebrapa cara, kita dapat
memandang persediaan sebagai faktor
produksi: semakin besar persediaan yang disimpan perusahaan, semakin
besarlah output yang dapat diproduksi.
Alasan ketiga adalah menghindari
kehabisan barang ketika penjualan tiba – tiba melonjak. Perusahaan seringkali
harus membuat keputusan produksi sebelum mengetahui tingkat permintaan
pelanggan. Motif untuk menyimpan persediaan ini disebut pencegahan kehabisan – barang (stock-out avoidance).
Alasan keempat untuk persediaan
dijelaskan dalam proses produksi. Beberapa barang mungkin membutuhkan beberapa
tahap dalam produksi dan karena itu membutuhkan waktu. Ketika barang baru
selesai sebagian, komponen – komponennya dihitung sebagai bagian dari
persediaan perusahaan. Persediaan ini disebut barang dalam proses (work in process).
MODEL PERCEPATAN PERSEDIAAN
Sebuah model sederhana yang dapat
menjelaskan data dengan baik, tanpa menyokong motif tertentu, adalah model percepatan (accelarator model).
Model percepatan persediaan mengasumsikan bahwa perusahaan menyimpan persediaan
yang proposional terhadap tingkat output perusahaan. Ada berbagai alasan untuk
asumsi ini. Ketika output tinggi, perusahaan – perusahaan manufaktur memerlukan
lebih banyak bahan serta persediaan yang disimpan, dan mereka memiliki lebih
banyak barang dalam proses. Ketika perekonomian mengalami masa booming,
perusahaan – perusahaan eceran ingin memiliki lebih banyak barang dagangan yang
akan ditunjukkan kepada pelnggan. Jadi, jika N adalah persediaan perekonomian
dn Y adalah output, maka :
N = bY
Dimana b adalah parameter yang menunjukan berapa banyak
persediaan yang akan disimpan perusahaan sebagai proporsi output.
Investasi persediaan I adalah
perubahan dalam persediaan DN. Karena itu,
I = DN = bDY
Model percepatan
memprediksikan bahwa investasi persediaan bersifat proposional terhadap
perubahan output. Ketika output naik, perusahaan ingin menyimpan lebih banyak
persediaan, ehingga investasi persediaan tinggi. Ketika output turun,
perusahaan ingin menyimpan lebih sedikit persediaan, sehingga persediaan
dibiarkan turun, dan investasi persediaan negatif.
Sekarang kita dapat melihat
bagaimana model ini dinamakan model percepatan. Karena variabel Y adalah
tingkat dimana perusahaan memproduksi barang, maka DY merupakan “percepatan” produksi. Model tersebut
menyatakan bahwa investasi persediaan bergantung pada apakah perekonomian
tumbuh dengan cepat atau melambat.
PERSEDIAAN DAN TINGKAT BUNGA RIIL
Investasi persediaan bergantung pada tingkat bunga riil. Tingkat
bunga riil mengukur biaya oportunitas dari penyimpanan persediaan, bila tingkat
bunga riil naik, penyimpanan persediaan bisa mahal, sehingga perusahaan yang
rasional berusaha menurunkan persediaanya. Karena itu peningkatan tingkat bunga
riil menekan persediaan investasi.
Tingkat bunga riil tinggi yang berlaku selama decade ini menjelaskan mengapa
perubahaan dalam strategi bisnis ini terjadi. Investasi
residensial meliputi pembelian rumah baru yang akan ditinggali pembelianya dan
yang akan disewakan oleh tuan tanah kepada orang lain.
Bila permintaan
rumah bergeser , harga ekuilibrium rumah berubah , dan perubahan ini akan
mempengaruhi investasi residensial . Gambar A menunjukan pergeseran ekpansif
dalam permintaan yang meningkatkan harga ekuilibrium, Bagian B menunjukan bahwa kenaikan harga rumah
meningkatkan investasi residensial,
salah satu determinan permintaan rumah yang penting adalah tingkat bunga rill.